Digital is About The People

Photo by Giu Vicente on unsplash.com

#Tulisan dikurasi dari artikel berjudul “Menguak Mitos yang Bernama “Digital” dari Pak Menteri Wishnutama”

Perkembangan teknologi digital seringkali membuat kita terbuai dengan pandangan bahwa masa depan adalah tentang teknologi, teknologi dan teknologi.  Saat era disrupsi ini, di mana era startup udah jadi tren, semua orang menggadang-gadangkan bahwa apa aja embel-embelnya harus “digital”. Terlebih lagi di Indonesia, kemunculan 4 unicorns seperti, Gojek, Bukalapak, Tokopedia, dan Traveloka membuat kita semua yakin, di masa depan Indonesia semua serba digital. Pertanyaannya adalah: apakah masa depan yang kita idam-idamkan bersama adalah dunia yang serba digital?

Ternyata, tidak sepenuhnya masa depan adalah tentang digital, bahkan boleh dibilang kalau emang “The Future is Not Digital”. Hal ini juga diungkapkan oleh Wishnutama Kusubandio yang menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dalam pidato pembuka di acara Indonesia Innovation Forum yang diselenggarakan oleh Gostartup Indonesia, Mas Wishnutama membagikan perspektifnya yang kita bisa simak dalam satu kutipan di bawah ini:

“Saat ini menjadi entrepreneur sudah menjadi tren yang luar biasa dan menjadi pilihan terfavorit bagi anak muda masa kini. Kecenderungan ini antara lain disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi dan digital.

Ada mitos yang masih dipercaya di dunia, yaitu digital is about technology. Tapi, sebenarnya digital lebih dari sekadar teknologi. Digital is about the people, digital is about better serving people needs. Tapi, siapa yang dimaksud people yang kita maksud? Tentunya adalah bangsa kita sendiri. Pembangunan ekosistem digital harus bermuara kepada kepentingan bangsa, kepentingan nasional, kepentingan nasional, kepentingan Indonesia.”

Dari apa yang disampaikan Mas Wishnutama ini, kita bisa memperoleh pemahaman lebih jauh tentang teknologi digital. Rasanya, memang percuma serba digital tapi bukan untuk menyelesaikan masalah yang ada, justru berdampak untuk menambah masalah baru. Kemajuan digital sudah selayaknya bisa kita akomodir dalam perspektif digital dari kacamata yang adil. Digital adalah alat bantu, digital bukan segalanya. Karena pada ujungnya yang akan kita layani di masa kini maupun masa depan adalah manusia, makhluk yang bernyawa dan punya hati.

Leave a comment